Usai Bersalin

Dessy Ilsanty, M.Psi - 2015-08-20 08:41:49
Dessy Ilsanty, M.Psi
 

Papa, BANTU MAMA, YUK!

Banyaknya tugas yang harus dikerjakan di masa pemulihan pasca bersalin dapat membuat Mama kewalahan, bahkan stres. Dukungan dari Papa sangat dibutuhkan agar Mama dapat melewatinya dengan nyaman dan sukses menyusui.

Oleh: Alia An Nadhiva

Sangatlah penting bagi seorang suami untuk memahami perubahan fisik maupun psikis yang akan dialami oleh istrinya pasca melahirkan dan seperti apa pengaruh gejolak hormon terhadap kondisi tubuhnya. Bukan tidak mungkin, sang istri akan tampak berubah menjadi sosok yang berbeda dari saat sebelum hamil dan melahirkan." kata Dessy Ilsanty, MPsi

Informasi tersebut, ditambah dengan pengetahuan tentang me­rawat bayi, menurut psikolog di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia ini, perlu diketahui oleh suami sejak sebelum persalinan. "Karena yang akan merawat bayi nanti bukan ha­nya mama, tetapi juga papanya. Oleh karena itu, suami harus ber­peran serta seaktif mungkin," ujar Dessy.

Oleh karena itu, imbuh Dessy, sebelum bayi lahir, Mama dan Papa sebaiknya telah membicarakan dan menyepakati perihal perawatan dan pengasuhan anak. Misalnya, apakah Papa perlu mengambil cuti selama beberapa hari setelah Mama mela­hirkan untuk membantu secara penuh di masa pemulihan. Atau, disepakati bahwa di akhir pekan suamilah yang bertugas memandi­kan dan mengganti popok bayi.

TUGAS PAPA

Sehabis menjalani proses persalinan yang melelahkan fisik maupun mental, tubuh Mama akan terasa "tidak karuan". Di te­ngah ketidaknyamanan ini, Mama ha­rus segera beradaptasi dengan pola hidup barunya, yakni menyusui bayi setiap be­berapa jam sekali dan mengurus segala kebutuhannya. Waktu untuk mengurus diri sendiri menjadi sangat minim karena seluruh perhatian dan tenaga kini terpusat pada bayi. Belum lagi urusan rumah tang­ga, seperti memasak dan membersihkan rumah, yang juga tak bisa ditinggalkan.

Banyaknya tugas yang harus dikerja­kan di masa pemulihan pascabersalin ini dapat membuat Mama kewalahan dan bahkan stres. Lelah fisik plus mental yang tak terbendung berisiko membuat Mama mengalami sindrom baby blues dan juga berpotensi menghambat produksi ASI­nya. Padahal, bayi membutuhkan asu­pan ASI eksklusif selama enam bulan pertama.

Nah, untuk meringankan beban Mama, ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh Papa, di antaranya:

- Mengajak Mama mengobrol dan mem­biarkannya mencurahkan segala isi hati dan keluh kesahnya.

- Memberi perhatian 100% ketika me­nyimak istri bercerita, agar ia merasa nyaman karena dapat berbagi perasaan ataupun beban dengan pasangannya.

- Memberi dukungan dan kasih sayang secara penuh agar istri tidak merasa sendirian dalam menjalankan perannya sebagai orangtua baru. Sekadar mem­beri pelukan hangat dapat menunjuk­kan bentuk dukungan psikis kepada Mama.

- Menawarkan untuk mengerjakan se­jumlah tugas rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, dan membereskan rumah.

- Menawarkan mencarikan asisten rumah tangga untuk membantu me­ngerjakan tugas-tugas rumah tangga.

SUKSES MENYUSUI BERKAT DUKUNGAN SUAMI

Riset membuktikan, 50% keberhasilan seorang ibu dalam menyusui bergantung pada dukungan pasangannya. Hal ini, menurut Nia Umar, IBCLC, menunjukkan bahwa peran suami sangatlah besar dalam membantu istrinya agar sukses menyusui. la memapar­kan sejumlah DO'S & DON'TS yang perlu dipahami oleh setiap suami:

DO'S

- Ikut "belajar" tentang ASI dan menyusui sebelum istri melahirkan. Dengan begitu, suami dapat mempersiapkan diri dan men­carikan tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan yang dapat membantu melan­carkan kegiatan Mama menyusui.

- Menawarkan membantu istri mengurus bayi, mulai memandikan bayi, mengganti­kan popok, menimang, mengajak bermain, hingga menidurkan bayi.

- Menawarkan membantu mencarikan kebutuhan Mama, seperti: pompa ASI, botol­botol untuk menyimpan ASIP (ASI perah), bahan bacaan agar Mama tidak bosan, serta sesekali membelikan makanan kesukaan­nya memberi pulang dari kantor. Hal-hal seperti ini sangat efektif dalam menjaga perasaan istri tetap senang dan positif.

- Memijat-mijat punggung istri setiap ada kesempatan untuk meningkatkan kerja hormon oksitosin sehingga produksi ASI bisa meningkat.

DONT'S

- Bertanya mengenai cukup atau tidaknya produksi ASI Mama dengan nada yang menghakimi. Gunakan teknik komunikasi yang baik untuk membahas soal menyusui.

- Bersikap cuek, mengang­gap Mama bisa melakukan segalanya, dan tidak ikut membantu dalam pengasuh­an anak.

NARASUMBER :

1. Dessy Ilsanty, MPsi. Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (www.praktekpsikolog.com) Bintaro, Jakarta Selatan

2. Nia Umar, IBCLC. Konselor Laktasi, Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Penulis Buku Multitasking Breastfeeding Mama

Nakita | No. 852/TH.XVII/29 JULI - 4 AGUSTUS 2015


 
Index Berita
 
 


© 2025 YPPI.All rights reserved. Design by ideweb,Developer