Melihat Loyalitas Karyawan
Adib Setiawan, M.Psi - 2016-02-26 01:21:54

Tanya :
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wa Barakatuh.
"Pak Adib, sebagai Human Resource sebuah perusahaan, saya berupaya mengelola karyawan dalam perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Di mana pertumbuhan produktifitas dan profitabilitas perusahaan semakin fluktuatif seperti sekarang ini tidaklah mudah. Menghadapi karyawan yang suka pindah kerja bukan barang baru lagi. Pertanyaannya, bagaimana membangun dan mempertahankan loyalitas yang tinggi dari karyawan? Dan Bagaimana penjelasan tentang amanah dan loyalitas dari sisi psikologi? Mohon pencerahannya. Terima kasih"
Nurul - Tangsel
Jawab :
Wa Alaikum Salam Warrahmatulahi Wa Barakatuh.
Untuk mempertahankan loyalitas karyawan yang terpenting adalah bagaimana atasan memahami kebutuhan karyawan. Kebutuhan karyawan bermacam-macam tergantung pada latar belakang karyawan tersebut. Kebutuhan karyawan misalnya yang terkait dengan karir, terkait dengan terpenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, berpakaian, dan memiliki rumah. Selain itu juga kebutuhan transportasi seperti kendaraan baik roda dua atau roda empat. Tentunya untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut memang harus dinilai bagaimana kemampuan dan keahlian karyawan mengembangkan perusahaan atau berkontribusi pada perusahaan.
Loyalitas juga ditentukan pasangan bekerja atau tidak. Biasanya jika pasangan tidak bekerja, maka karyawan lebih loyal karena pencari nafkah utama. Namun, hal ini berlaku untuk staf dan mereka yang tabungannya tidak terlalu banyak. Bagi mereka yang memiliki materi yang cukup kadangkala ada yang loyal dan ada yang tidak. Oleh sebab itu HRD perlu memahami bagaimana kondisi setiap karyawan, apa motivasinya bekerja, apa kebutuhannya, dan apa harapannya. Semuanya perlu dikaji secara komprehensive. Justru itu masalah ini yang perlu dipecahkan oleh bagian HRD.
Setiap perusahaan memiliki penilaian tersendiri bagi para pencari kerja dan karyawan. Memang yang terpenting selain memahami kebutuhan karyawan, juga perlu memahami potensi yang dimiliki karyawan, keterampilan atau skill yang dimiliki karyawan, dan bagaimana mengembangkan karyawan. Setiap manusia memiliki potensi untuk bisa bekerja secara maksimal dan produktif. Oleh sebab itu, loyalitas juga terkait dengan nilai-nilai yang ada di perusahaan. Nilai-nilai perusahaan mampu merangsang seseorang untuk lebih loyal. Apakah karyawan merasa bagian dari perusahaan, merasa memiliki perusahaan, dan dia merasa dihargai di tempat kerjanya.
Secara umum manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda artinya tipe yang berbeda ini mempengaruhi bagaimana seseorang menanggapi masalah yang ada di sekelilingnya. Seseorang loyal atau tidak dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan adalah apakah dia bekerja pada tempat yang sesuai dengan minatnya, apakah potensinya berkembang di perusahaan tempatnya bekerja, apakah di luar sana ada tawaran lebih baik atau tidak, apakah salary yang diterima cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari, apakah dia sudah memiliki rumah atau kendaraan, apakah dia memiliki teman yang bekerja di tempat yang lebih baik, apakah dia mampu memahami dirinya, apakah dia bisa menilai dirinya, apakah dia tipe follower, tipe pemimpin, memiliki nilai atau value yang kuat, dan apakah yang bersangkutan mampu memutuskan sesuatu.
Kadangkala ada orang yang sudah bekerja di tempat yang nyaman, misalnya gaji besar, karir menjanjikan, dan perusahaan yang bonafit. Namun, karena orangnya mudah terpengaruh, akhirnya pindah kerja. Setelah bekerja di tempat yang baru, maka dia menyesal kenapa pindah kerja. Situasi ini sebaiknya diantisipasi oleh karyawan di mana jangan mudah terpengaruh oleh orang lain. Selain itu cobalah untuk mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, namun cobalah cari data yang valid kemudian pertimbangkan matang matang jika ingin pindah kerja. Jika sudah mempertimbangkan, maka cobalah mengambil keputusan. Namun keputusan yang diambil sebaiknya disadari akan konsekuensinya.
Langkah membangun loyalitas karyawan salah satunya adalah branding perusahaan di mata pencari kerja. Jika branding sudah cukup kuat, maka seseorang akan semakin betah bekerja di tempat yang bersangkutan. Walaupun kadangkala untuk perusahaan yang baru perlu melakukan langkah-langkah yang memungkinkan seseorang mampu lebih loyal.
Salah satu pendekatannya adalah kekeluargaan. Karena dengan kekeluargaan seseorang merasa dihargai apa yang dilakukan olehnya. Di perusahaan juga ada beberapa level misalnya level operator, staf, supervisor, manager, general manager, dan direktur. Tentunya mereka semua memiliki ciri masing-masing yang menyebabkan seseorang loyal atau tidak.
Yang pertama adalah level operator.
Pada level ini kebanyakan seseorang lulusan SMK dan sederajat. Pada level ini biasanya karyawan berasal dari keluarga yang cukup atau kurang. Pada level ini perlu diobservasi apakah seorang operator kuliah lagi atau tidak. Jika tidak kuliah, sudah menikah, punya anak, maka mereka yang terpenting kebutuhan dasar terpenuhi. Hal ini sesuai dengan teori Abraham Maslow (psikolog Amerika 1908 - 1970) bahwa kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi seperti sandang, papan, dan makanan. Jika mereka mendapatkan gaji yang layak dan bisa membeli rumah, maka mereka biasanya loyal. Selain itu mereka bisa pulang kampung di hari raya atau liburan itu sudah membuat mereka merasa bangga.
Pada level ini mereka berstatus sebagai karyawan saja sudah bersyukur, karena memang barangkali tetangga mereka di kampung hanya menjadi pekerja serabutan, pedagang kaki lima atau buruh tani. Bisa bekerja menjadi operator merupakan prestasi bagi mereka. Jika mereka tidak kuliah namun orangnya bertanggung jawab, maka bisa di assessment untuk menempati posisi kepala operator atau supervisor. Bagaimana yang kuliah? Tentunya disesuaikan kebutuhan perusahaan. Bagi mereka yang di level operator namun kuliah, maka bisa saja setelah lulus kuliah di tempatkan di kantor. Itu pun jika perusahaan sanggup menggaji dia sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jika perusahaan belum sanggup, maka kalaupun pindah kerja tidak menjadi masalah. Jika kerjanya bagus, maka tidak ada salahnya ditempatkan di bagian lain dengan gaji yang lebih dari sebelumnya. Karena dengan gaji yang layak dia bisa lebih loyal dengan perusahaan. Tentunya dengan pertimbangan dari pimpinan perusahaan.
Selanjutnya level staf.
Pada level ini perlu dibedakan apakah staf tipe pekerja keras atau tipe biasa-biasa saja. Tipe pekerja keras biasanya memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam bekerja, lebih produktif dalam bekerja, namun juga memiliki harapan yang lebih terhadap perusahaan. Oleh sebab itu ciptakan sistem yang menghargai karyawan berprestasi. Jika mereka berprestasi maka pastikan dia mendapatkan insentif dan bonus yang lebih dengan lainnya sesuai kinerja yang dimilikinya. Dengan menghargainya maka dia akan lebih loyal.
Tipe staf yang biasa-biasa saja biasanya lebih senang menjadi follower atau pengikut. Karyawan tipe pengikut ini biasanya lebih loyal pada perusahaan. Namun, kadangkala jika ada orang baru, maka dia kurang mau membantu. Misalnya memiliki atasan yang baru masuk, tetapi level lebih tinggi dari dia. Oleh sebab itu atasan yang lebih tinggi lagi perlu mengarahkannya dengan bahasa yang santun dan membuat tipe pengikut ini mau bekerja dalam tim dan tidak pilih-pilih dalam membantu pekerjaan tim.
Level selanjutnya adalah level supervisor.
Pada level ini biasanya diisi oleh orang yang sudah berpengalaman baik di perusahaan saat ini bekerja atau dari luar perusahaan baik yang sejenis ataupun tidak sejenis dengan pekerjaan sebelumnya. Pada posisi ini sebaiknya perusahaan bekerja sama dengan pihak luar untuk melakukan psikotes misalnya bekerja sama dengan PT Insan Solusi Integrasi untuk memberikan penilaian padanya. Selain itu sebaiknya spesifikasi jabatan untuk level supervisor lebih detail dan jelas. Pada level ini seseorang membutuhkan peningkatan karir. Artinya jika dia memiliki karir yang lebih, maka ia lebih loyal.
Level manager, general manager, dan direktur.
Mereka merupakan seorang profesional. Mereka memiliki pengalaman yang lama di perusahaan sebelumnya. Pada tipe ini tentunya yang dicari adalah seseorang yang memiliki kemampuan berpikir strategis dan mampu membawa perusahaan lebih maju. Seorang pimpinan perusahaan memiliki cara bagaimana mengembangkan perusahaan. Pada level ini yang terpenting adalah bagaimana mencari pimpinan perusahaan yang mampu bekerja dalam tim untuk membawa perusahaan lebih maju. Mereka adalah tipe karyawan yang dinamis dan kadangkala memiliki usaha lain di luar sebagai karyawan. Secara ekonomi mereka mapan sehingga kadangkala mereka membutuhkan karir yang menanjak sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Pada level ini jika seseorang gagal biasanya dia akan lebih memilih mengundurkan diri. Walaupun demikian mereka biasanya gagal karena faktor eksternal, misalnya resesi ekonomi, perusahaan memiliki hutang yang berlebih, dan terlalu menjalankan program yang spekulatif. Gaya hidup mereka cukup tinggi sehingga insentif dan bonus bisa menjadi pertimbangan mereka untuk lebih loyal dalam bekerja.
Loyalitas juga terkait dengan amanah yang diemban oleh karyawan. Oleh sebab itu yang terpenting karyawan masuk ke perusahaan dengan seleksi di mana dipilih mereka yang jujur, loyal, dan produktif dalam bekerja. Pada dasarnya seseorang banyak yang amanah dalam bekerja. Namun, kadangkala ada resiko seorang karyawan tidak amanah. Oleh sebab itu perlu adanya sistem supaya seorang karyawan amanah. Misalnya kasir harus memasukkan uang ke rekening perusahaan. Seorang salesman jangan membawa uang customer. Hal ini supaya potensi terjadinya kehilangan barang perusahaan berkurang. Pengawasan dari pemilik perusahaan juga penting. Termasuk melarang pegawai masih ada hubungan saudara juga mencegah terjadinya masalah ini.
KESIMPULAN :
Loyalitas merupakan hal yang terkait dengan kepribadian, harapan, kebutuhan, motivasi, harga diri, penilaian diri, dan bagaimana karyawan memandang dirinya. Yang terpenting adalah mengantisipasi hal-hal yang belum terjadi dan berusaha membuat perjanjian kerja yang memungkinkan karyawan dan perusahaan berkembang bersama sehingga perusahaan semakin maju dan karyawan semakin loyal. Pahami dan bicarakan kebutuhan karyawan dan perusahaan secara seimbang
Berikut Tips Mendapatkan Karyawan Yang Loyal :
1. Lakukan seleksi melalui psikotes kepada calon karyawan
2. Wawancara apa motivasi karyawan bekerja di perusahaan yang dipilihnya.
3. Pelajari riwayat pekerjaan kandidat. Jika dia bekerja lama (lebih dari 2 tahun) di suatu perusahaan, maka kemungkinan dia loyal dalam bekerja
4. Nilai keahlian yang dimilikinya dan berapa salary yang tepat buatnya.
5. Buatlah perjanjian kerja yang seimbang dan adanya ikatan dinas atau denda
6. Bagi level management trainee yang mendapatkan pendidikan, maka buat perjanjian dengan menyita ijazah.
7. Bagi karyawan tipe pengikut, pemimpin, operator, staf yang loyal, staf yang loyal secara seimbang
8. Hargai karyawan yang berprestasi.
9. Buat kebijakan penggajian yang menguntungkan buat seluruh karyawan. Misal adanya gaji, tunjangan, insentif, dan bonus.
10. Pikirkan bagaimana karyawan memiliki rumah sendiri.
11. Dengarkan aspirasi karyawan.
12. Ketika di masa sulit seperti resesi atau penurunan pertumbuhan ekonomi, maka pertahankan karyawan yang berprestasi dan loyal. Pada masa ini jika keuntungan berkurang atau sedikit rugi tidak masalah sehingga karyawan merasa berhutung budi pada perusahaan sehingga semakin loyal.
13. Berikan bantuan saat karyawan menikah atau keluarga ada yang meninggal. Hal ini membuat karyawan merasa dihargai.
ESQ Life Edisi 06 Tahun III Februari 2016