Membantu Si Pemalu Jadi Percaya Diri
Adib Setiawan, M.Psi - 2013-05-16 06:37:51
Umumnya anak-anak adalah pribadi yang jujur, polos, ceria dan tampil apa adanya. Tapi ada pula sifat anak-anak yang memiliki sifat pemalu, terlebih jika berada di depan umum. Seperti yang dirasakan Mirna (30) ketika melihat putrinya, Sasha (6) saat ikut acara fashion show disekolahnya yang terlihat tidak nyawan berada di atas panggung.
"Sifat pemalu merupakan sifat yang cenderung kurang suka tampil, tidak percaya diri, kurang bisa membina hubungan interaksi sosial dengan orang lain, dan kurang dalam menyesuaikan dengan lingkungannya. Pemalu bisa disebut juga minder." jelas Adib Setiawan, M.Psi.
Rasa malu muncul karena anak merasa tidak mampu dengan yang dilakukannya. Misalnya saat guru meminta anak untuk maju ke depan kelas dan ternyata anak malu sehingga menolak untuk maju ke depan kelas untuk bercerita. Ciri lainnya dari anak yang pemalu adalah memiliki kemampuan bahasa yang kurang misalnya kosa kata yang kurang, dan anak mempunyai trauma karena pernah mengalami suatu peristiwa yang membuatnya jadi pemalu.
Walaupun begitu, anak yang memiliki sifat pemalu masih dianggap wajar, selama masih bisa menunjukkan prestasi yang sama dengan teman teman seusianya.
“Namun jika membuat anak minder, tidak berani tampil di depan kelas, tidak berani menjawab pertanyaan orang dewasa, dan mudah menangis berlebih atau tantrum maka bisa dikatakan tidak wajar,” ujar Adib.
Ada pun faktor penyebab anak menjadi pemalu adalah pola asuh yang tidak tepat, misalnya anak lebih sering dilarang ketika melakukan sesuatu. Padahal anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Jika hal itu terjadi maka rasa ingin tahu anak akan berkurang, malas untuk mencoba sesuatu, dan menjadi pasif hingga akhirnya anak menjadi sosok yang pemalu.
CIRI ANAK PEMALU
Seorang anak dikatakan pemalu jika dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Untuk anak usia 0 - 1,5 misalnya takut dengan orang lain termasuk saudara sepupunya sendiri. Anak yang pemalu biasanya lebih senang bersama sang Ibu dan suka menangis.
“Anak ini biasanya merasa kurang nyaman dengan lingkungan sekitarnya misalnya anak pernah ditinggal terlalu lama oleh ibunya atau pengasuh kurang memberikan kenyamanan padanya misalnya kurangnya sentuhan dan juga kurangnya stimulasi dini. Bisa juga karena anak jarang tersenyum karena kebutuhannya kurang terpenuhi,” jelas Adib.
Untuk anak usia 1,5 – 3 tahun, anak mulai aktif dan ingin mempelajari hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Jika Anda terlalu memanjakannya untuk memenuhi yang diinginkannya, maka anak akan melakukan hal-hal yang belum tentu ia ketahui maksudnya.
“Seringkali anak hanya berani dengan orang tuanya dan saat bertemu dengan teman-teman seusianya di tempat tertentu, anak mudah menangis dan kurang bisa berinteraksi dengan yang lainnya,” terang Adib.
Seiring bertambahnya usia, anak yang pemalu cenderung pendiam dan kurang menumbuhkan rasa ingin tahu setiap akan melakukan sesuatu. Karena anak akan merasa takut salah. Rasa takut salah tersebutlah yang membuat anak semakin pemalu. Misalnya saat di TK, anak jadi tidak percaya diri dalam menggambar dan menjadi siswa yang kurang inisiatif dan seringkali lebih melihat pekerjaan teman atau mencontoh teman dalam memulai mengerjakan sesuatu. Atau ketika menginjak usia SD, anak yang kemampuan akademisnya kurang (membaca, berhitung, dan wawasan) membuat dirinya menjadi minder atau malu di hadapan teman-temannya.
Dampak yang biasanya terjadi ialah anak akan kurang menonjol jika dibandingkan dengan teman temannya. Selain itu anak akan menjadi pasif, kurang berkomunikasi, kurang bisa mengungkapkan diri dan sulit untuk memecahkan suatu masalah.
“Contoh sifat pemalu misalnya tidak berani tunjuk jari, tidak berani ke depan kelas, jika ditanya hanya terdiam, mudah menangis, dan menjadi pribadi yang sensitif (mudah tersinggung),” ujar Adib.
BISA HILANG
Sifat pemalu pada anak bisa dihilangkan. Karena anak belajar dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga, sekolah, dan organisasi, maka sepatutnya Anda menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung untuk perkembangan anak-anak Anda.
“Anak bisa menjadi tidak pemalu jika orang tuanya mendorong dan memotivasi anak untuk tampil percaya diri. Tapi sebaliknya anak berada dalam lingkungan sosial yang kurang mendukung, maka anak akan terus menjadi pemalu bahkan hingga dewasa nanti ,” terang Adib.
Maka sebagai orang tua sebaiknya Anda menerapkan pola asuh autoritatif yaitu pola asuh yang tidak terlalu melarang dan tidak terlalu membebaskan anak. Melarang anak hanya akan membuat anak kurang rasa ingin tahunya dan anak akan menjadi pendiam, pemalu, dan mudah putus asa.
“Orang tua harus memberikan kenyamanan kepada anak dengan selalu dekat kepada anak. Walaupun begitu jangan terlalu membebaskan dimaksudkan untuk menghindari anak hidup tanpa aturan yang jelas. Jika hal ini dibiarkan akan membuat anak menjadi ’jago kandang’ atau hanya berani tampil di lingkungan tertentu saja,” papar Adib yang berpraktik di www.praktekpsikolog.com yang beralamat di Bintaro Business Center, Jl. RC Veteran No. 1-i, Bintaro Jaya, Jakarta Selatan.
Tabloid Wanita Indonesia 1216