Ketika Moms Mengalami Keguguran
Adib Setiawan, M.Psi - 2016-09-19 15:58:10
Memiliki anak tentunya menjadi keinginan banyak wanita yang telah menikah, apalagi jika kehamilannya telah dinantikan beberapa tahun setelah pernikahan. Namun keguguran bisa saja terjadi saat Moms berbadan dua. Lantas bagaimana Moms and Dads menghadapi peristiwa tersebut?
Selain sedih, kehilangan calon anak yang diharapkan bisa membuat Moms menjadi depresi, walau sebagian Moms juga tidak mengalaminya. Moms yang mengalami kesedihan karena kehilangan calon buah hatinya bisa mengalami syok dan terguncang. Kadang Moms menjadi lebih diam, lebih emosional, suka melamun, menangis, dan marah.
Malah ada yang suka bermimpi mengenai anaknya, contohnya bermimpi anak yang sudah keguguran itu berbadan gemuk, lucu, memakai pakaian sekolah dan sebagainya. Hal ini wajar, karena mimpi merupakan cerminan harapan seseorang dan mimpi merupakan jawaban dari harapan seseorang. Mimpi juga mengandung berbagai emosi, misalnya bahagia, sedih, takut, cemas, dan lainnya.
Umumnya apa yang dirasakan saat bermimpi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami seseorang.
Butuh Waktu
Ada beberapa fase yang dialami Moms keguguran. Biasanya pada awal kejadian Moms akan merasa syok dan terguncang, sedih dan menyalahkan orang lain. Setelah itu, Moms akin mengalami fase menerima kenyataaan tersebut.
Moms akan menerima bahwa keguguran yang dialaminya merupakan kehendak Tuhan YME dan menerima takdir yang ada. Biasanya Moms membutuhkan waktu sebulan untuk melewati fase tersebut.
Tapi sesekali masih teringat janin yang dikandungnya, misal saat melihat seseorang menggendong bayi, teringat calon anaknya yang telah tiada. Moms membayangkan jika saat itu kandungannya tidak mengalami keguguran, maka berada pada usia yang sama.
Kuncinya? Ikhlas!
Hanya satu kunci supaya Moms tidak larut dalam kesedihan yaitu IKHLAS menerima yang sudah terjadi. Moms sebaiknya bisa ikhlas 100 persen bahwa bayinya sudah tiada dan percayalah bahwa itu sudah takdir Yang Maha Kuasa.
Sebaiknya Moms mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu, perlu diingat apa yang diharapkan manusia belum tentu dikehendaki oleh Tuhan, karena Tuhan maha berkehendak atas segala sesuatunya.
Moms juga disarankan positive thinking, misalnya berpikir kalau Tuhan menyayangi anaknya sehingga dipanggil lebih dulu.
Hal selanjutnya yang bisa Moms lakukan ialah menjaga kesehatan atau memastikan kondisi pulih seperti sedia kala, sehingga akan siap untuk hamil kembali.
Sering bercerita dengan orang lain atau curhat dengan orang yang pernah keguguran atau membaca artikel tentang keguguran juga dapat mengurangi kesedihan karena mendapatkan dukungan dari orang lain.
Mungkin saja awalnya Moms akan takut untuk hamil kembali. Namun biasanya Moms akan berani 'isi' lagi setelah merasa sehat. Misalnya hamil kembali dalam jarak satu sampai dua tahun bagi yang belum punya anak. Tetapi ada juga Moms yang langsung hamil kembali, umumnya ini bagi mereka yang pernah melahirkan anak dan sudah memiliki anak.
Pentingnya Saling Mendukung!
Untuk itu, dibutuhkan saling support antara suamiistri dan keduanya saling menguatkan. Jika kondisi Moms sudah sehat, maka is akan siap untuk hamil kembali. Hal itu mengingat setiap manusia memiliki insting untuk melakukan reproduksi sebagai cara untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan.
Sisi lain, ada juga Moms yang membutuhkan bantuan Psikolog ketika mengalami keguguran. Biasanya ini terjadi pada Moms yang mengalami sedih mendalam, kurang ada yang mengerti apa yang dirasakannya, nafsu makan berkurang dan kesulitan tidur atau menjadi marah-marah, misalnya membanting sesuatu.
Jika Moms mengalami kesedihan yang mendalam lalu suami juga kurang perhatian, maka sebaiknya Moms and Dads perlu datang menemui Psikolog
Peran Suami
Umumnya ketika istri mengalami keguguran saat sedang mengandung, maka apa yang dirasakan suami (Dads) bisa sama. Keduanya merasa sedih. Namun memang Moms lebih sedih karena is yang langsung mengalami kondisi kehamilannya.
Cara bangkit dari kesedihan yakni Moms and Dads membangun komunikasi setelah terjadi keguguran. Keduanya saling menguatkan bahwa mereka akan mampu memiliki anak setelah kondisinya sehat.
Dads Sebaiknya...
1. Mendukung Istri, maksudnya adalah tidak menyalahkan istri, namun menghibur istri untuk bersama-sama menerima kenyataan yang ada dan menerima takdir keguguran yang sudah terjadi. Selain itu, tidak ada salahnya suami mengerjakan pekerjaan istrinya sementara istri sedang sakit.
2. Suami juga bisa menjadi pendengar yang baik bagi istri. Dengarkanlah apa yang dikeluhan istri dengan seksama, termasuk juga mendengarkan jika istri meletupkan emosinya atau marah-marah.
3. Bertanggung jawab dengan cara mengurus segala sesuatunya misalnya biaya rumah sakit sampai penguburan bayi yang keguguran.
Dads Jangan Lakukan...
1. Menyalahkan istri terhadap apa yang terjadi.
2. Lepas Langan atas kondisi yang sedang dialami istri pasca keguguran yang telah dialami.
3. Ketika istri marah-marah, sebaiknya suami tidak ikutan marah. Umumnya istri akan marah saat awal kejadian, saat dokter memberitahukan kondisi sebenarnya. Terimalah apa adanya kondisi istri. Jika suami merasa ada kekesalan cobalah bercerita kepada saudara. Biasanya suami mampu mengendalikan emosi karena suami biasanya berpikir masih beruntung kehilangan janin daripada istrinya ikut meninggal juga.Terus berpikir positif dan terima kenyataan yang ada.
Mom & Kiddie Edisi 2 TH XI (8 - 21 September 2016)