Driver Ojol Lecehkan Siswi SMK Ini Saran Psikolog saat Dilecehkan
Adib Setiawan, M.Psi - 2020-03-12 15:50:57
Kasus pelecehan seksualkembali terulang.
Rekaman CCTV yang menunjukkan pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria beratribut ojek online (ojol) terhadap seorang siswi beredar viral di media sosial.
Dilansir Kompas.com, peristiwa itu terjadi di sebuah gang, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Diketahui dari rekaman CCTV yang beredar, peristiwa terjadi pada Senin (2/3/2020).
Korban yang merupakan siswi SMK berinisial Y (18) mengatakan akan segera melaporkan kejadian tersebut ke Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur dengan menyerahkan barang bukti berupa rekaman CCTV.
Viral video pria beratribut driver ojol lakukan pelecehan seksual pada seorang siswi (Twitter @black__valley1)
Terkait hal ini, Psikolog di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S. Psi., M. Psi. memberi saran pada setiap orang ketika mendapat pelecehan seksual.
Ketika mengalami pelehan seksual, Adib menyarankan korban untuk berani melawannya.
"Dilawan saja secara verbal bahwa 'saya tidak suka dilecehkan', pasti dia (pelaku) juga takut," kata psikolog dari www.praktekpsikolog.com pada Tribunnews.com, Rabu (11/3/2020) sore.
Menurut Adib, pelaku pelecehan seksual biasanya memiliki keberanian melakukan aksi tak pantasnya itu karena merasa korban lemah.
"Pelaku pelecehan kan dia berani karena si korban terlihat diam, kelihatan takut dilecehkan, jadi harus kelihatan berani," ujar dia.
Selain itu, Adib mengatakan, korban pelecehan seksual harus memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Harus melapor ke pihak berwajib atau melapor ke orang tua, saudara, supaya diproses," kata Adib.
"Yang penting punya keberanian," sambungnya.
Sebagian Korban Pelecehan Masih Takut Melapor
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Adib membenarkan bahwa sejumlah korban pelecehan masih enggan melaporkan kejadian yang ia alami pada pihak berwajib.
Menurut psikolog yang berkantor di Bintaro, Jakarta Selatan ini, terdapat sejumlah faktor yang membuat korban pelecehan seksual cenderung takut untuk melapor.
Faktor tersebut di antaranya yaitu adanya rasa takut disalahkan.
"Bisa jadi mereka malu dan takut disalahkan karena pasti kerahasiaan si pelapor kan belum tentu terjaga, akhirnya membuat dia malu," ungkapnya.
Selain itu, menurut Adib, korban cenderung takut melaporkan kasus pelecehan seksual yang dialaminya karena merasa tidak memiliki barang bukti.
"Takutnya nanti dianggap mengada-ada, karena dilecehkan seperti dalam kejadian itu kan cari buktinya juga susah," kata Adib.
Faktor yang lainnya, Adib menambahkan, ada kemungkinan korban memiliki kekhawatiran mengalami pelecehan seksual lagi.
"Dikhawatirkan ketika dia melapor, dia mendapatkan pelecehan, atau dia istilahnya justru malah takut," kata Adib.
Terlebih, menurut Adib, masyarakat secara umum masih enggan melapor ke pihak berwajib.
"Masyarakat masih meghindari hal-hal terkait hukum karena faktor malu atau karena kepastian hukum masih agak sulit," tutur Adib.
Lebih lanjut, Adib menyebutkan kategori pelecehan seksual dimulai dari yang ringan hingga berat.
Menurut Adib, kategori pelecehan seksual yang berat dapat menimbulkan trauma.
"Kalau berat biasanya menimbulkan trauma, dalam arti kasus-kasus pemerkosaan," tuturnya.
Menurut Adib, korban pelecehan seksual yang tergolong berat harus datang ke psikolog untuk menghilangkan traumanya.
"Kalau pelecehannya sangat parah harus ke psikolog karena pasti ada trauma," ujarnya.
Seperti yang diketahui, kasus pelecehan seksual sudah kerapkali terjadi.
Kronologi Pelecehan Seksual
Dilansir dari Kompas.com, seorang siswi SMK berinisial Y (18) yang menjadi korban pelecehan seksual mengungkapkan kronologi saat dirinya mengalami peristiwa tidak mengenakan itu.
Menurut Y, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, saat dirinya akan berangkat ke sekolah.
Ketika sedang berjalan kaki menuju sekolahnya, korban mengaku dihampiri driver ojol.
Pengemudi itu bertanya kepada Y soal lokasi kampus untuk menjemput penumpangnya.
"Saya lagi jalan di pinggir, dia (pelaku) maju-maju dan menanyakan kepada saya suatu alamat. Ya saya kasih tahu, pas dia nunjukin HP (handphone), dia meraba payudara saya," kata Y di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (11/3/2020).
Y sontak marah dan memukul pelaku sebanyak tiga kali.
Ia juga sempat menendang sepeda motor pelaku, dengan maksud agar pelaku terjatuh dari motornya.
"Tapi dia tidak jatuh, dia hanya diam saya pukul.
Terus langsung kabur begitu saja," ujar Y.
Y pun teringat sedikit ciri-ciri pelaku.
Menurutnya, pelaku saat itu menggunakan sepeda motor merk Vario.
"Badannya besar, kulitnya hitam, plat nomornya di depan saja, belakang tidak ada," kata Y.
Viral di Media Sosial
Dalam video yang beredar viral di media sosial, driver ojol tersebut terlihat menyentuh bagian tubuh perempuan berseragam putih yang berdiri tak jauh dari motornya.
Perempuan itu pun tampak terkejut dan spontan menepis tangan sang driver.
Namun, driver tersebut masih mengulangi perlakuan tak pantasnya tersebut hingga akhirnya korban pergi meninggalkan lokasi.
Diketahui dari rekaman CCTV yang beredar, peristiwa itu terjadi pada Senin (2/3/2020) lalu, pada pukul 15.08 WIB.
Pada saat kejadian, keduanya berada di sebuah gang sempit yang diapit tembok tinggi.
Suasana lingkungan dalam rekaman video pun tampak sepi.
Video tersebut kemudian viral dalam unggahan akun Twitter @black__valley1, Selasa (10/3/2020).
Dalam unggahannya, pemilik akun menyebutkan peristiwa itu berlokasi di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Pelecehan terhadap siswi.
Kronologi pura-pura bertanya alamat
Langsung meremas payudara si korban.
Vario plat B 4090 TLX
Kejadian tadi siang di Deket Pasar Rebo
Video : jainuri," tulisnya.
Hingga Rabu (11/3/2020), video tersebut telah disukai dan dibagikan lebih dari 1.000 kali.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Dean Pahrevi)Viral siswi dilecehkan oleh pria beratribut ojek online. (Twitter/@black__valley1)